Demo Karyawan Berlanjut, Nasabah Keluhkan Pelayanan Bank Sumut

Demo Karyawan Berlanjut, Nasabah Keluhkan Pelayanan Bank Sumut
 
Medan (Mimbar) - Demo karyawan Bank Sumut terutama dari tenaga kerja alih daya berlanjut Selasa (2/9). Aksi karyawan ini merupakan hari kedua yang menuntut berbagai kebijakan direksi yang dianggap gagal membenahi Bank Sumut.

Pantauan wartawan di lapangan aksi itu sudah dimulai sejak pk.09.30 di halaman Bank Sumut. Ratusan karyawan seperti biasa membawa berbagai baliho dan poster menuntut empat direksi mundur dari jabatannya yaitu Ester Junita Ginting, direktur pemasaran, Edi Rizlianto, direktur Bisnis dan Syariah, Yualianto Maris, direktur kepatuhan dan M Yahya, direktur operasional agar bertanggungjawab atas berbagai permasalahan dan merosotnya kinerja Bank Sumut.

Oktoberto, karyawan Bank Sumut,kemarin, mengomandoi seluruh pengunjukrasa untuk menyuarakan tuntutannya. Dia mengatakan selama ini direksi sudah sangat sewenang-wenang memperlakukan karyawan Bank Sumut.

“Tuntutan kita kalau dari outsourcing hanya meminta agar diangkat jadi pegawai tetap non karir dari 1.630 lebih yang sudah terdaftar,” katanya. Namun hingga hari ini direksi malah seperti mengalihkan mereka ke pihak ketiga atau vendor.

“Kami ini sudah ada yang berusia kerja hingga 25 tahun. Saat masuk kerja kami melamar bekerja di Bank Sumut dan semua gaji, fasilitas, tunjangan, serta hak sebagai karyawan didapatkan dari Bank Sumut bukan dari vendor pengelola tenaga kerja,” katanya.

Setelah berorasi di Bank Sumut ratusan pekerja itu kemudian beranjak ke Dinas Tenaga Kerja Provinsi Sumatera Utara di Jl. Asrama. Di situ mereka diterima perwakilan Dinas Tenaga Kerja Mukmin dan Ririn.

Sempat berorasi di halaman gedung itu kemudian beberapa orang diterima untuk berdialog di lantai dua. Hakamudin Halim dan Alimuda Siregar, yang menjadi juru bicara pekerja menyampaikan aspirasinya.

Alimuda Siregar menyatakan tuntutan karyawan tetap ingin jadi pegawai tetap. Tidak ada tuntutan lain. Namun perwakilan Dinas Tenaga Kerja Sumut menyatakan tidak bisa memediasi itu.

Dia menyarankan agar karyawan membuat pengaduan kepada Dinas Tenaga Kerja kemudian nanti akan masuk ke pengadilan perselisihan perburuhan. Alimuda Siregar mengatakan mereka akan membuat pengaduan tersebut untuk memperkarakan direksi.

“Sebab kami melamar ke Bank Sumut bukan ke PT PKS. Kami dulu adalah pegawai honor di Bank Sumut yang dialihkan pengelolaannya ke PT. PKS. Semua gaji kami juga dibayar Bank Sumut,” kata Alimuda. Mereka tidak pernah diangkat tertulis menjadi pegawai tetap PT. PKS sebagai penyedia jasa tenaga kerja dan hanya diperpanjang kontrak terus menerus. Oleh karena itu, menurut UU Ketenagakerjaan secara hukum mereka harus diangkat sebagai pegawai tetap oleh pemberi kerja yaitu PT. Bank Sumut dan bukan lagi oleh penyedia jasa tenaga kerja PT. PKS. Setelah berdialog mereka kemudian beranjak dari Disnaker Sumut menuju kantor Gubsu. Di tempat ini sempat berorasi sebentar dan kemudian menuju Bank Sumut.

Pelayanan
Di Bank Sumut, aksi unjukrasa yang terjadi dua hari ini menyebabkan nasabah mengeluhkan pelayanan kepada manajemen. Apalagi aksi unjukrasa itu menutup jalan menuju ke pelayanan kantor cabang utama di lantai dua.

Nina, salah satu nasabah Bank Sumut yang dijumpai wartawan kemarin mengeluhkan hal itu. “Saya heran kalau demo seperti ini terus-terusan pelayanan terganggu. Harusnya manajemen mengantisipasi ini. Apa tuntutan karyawan agar dibicarakan jangan diabaikan. Kalau begini kita terus yang dirugikan,” katanya.

Untuk menuju kantor pelayanan Bank Sumut di lantai 2 dia terpaksa melewati jalan dari parkir dan lorong gelap ke tangga untuk masuk. Pengap dan gelap, katanya. “Kalau seperti ini bagus saya pindahkan rekening saja,” jelasnya.

Hal senada juga disampaikan Ridho yang kesulitan bertransaksi. “Terkejut lihat ada ramai-ramai. Saya kira Bank Sumut buat acara. Rupanya karyawan yang demo. Saya akhirnya ketakutan juga karena mereka dijaga ketat polisi. Baru ini saya lihat bank didemo karyawan sebegini parah, pasti ada sesuatu yang tidak beres," tegasnya.

“Ya selain tidak merasa nyaman, masuk ke bank ini pun kita was-was kalau ada demo. Pastinya sangat mengganggu. Manajemen bank ini harus menyelesaikan masalah internalnya segera dan memperhatikan kelangsungan layanannya kepada nasabah,” tuturnya.

Hal serupa disampaikan Rini. Dia malah heran sepanjang Senin sampai Selasa layanan pembayaran PBB lewat Bank Sumut offline. “Aneh aja. Begitu karyawan demo layanannya juga offline. Kalau begini, harusnya mereka cepat tuntaskan masalah internalnya agar terus dapat meningkatkan pelayanan. “Ini malah kita yang dirugikan,” tuturnya.

Memang sampai kemarin pelayanan di Bank Sumut tetap berlangsung tapi karena pintu utama menuju pelayanan ditutup banyak nasabah mengeluh dan merasa terganggu karena persoalan internal Bank Sumut berimbas ke nasabah.

Comments

Popular posts from this blog

Direktur Aek Natio Group Raih Gelar Doktor

Gubsu Minta Atlet Sumut Raih Medali di Asian Games Korea

Prosesi Pernikahan Ira Menggambarkan Pengaruh Syamsul Arifin Masih Cukup Kuat