Gubsu Desak Pertamina dan PLN Utamakan Kepentingan Rakyat
Gubsu Desak Pertamina dan PLN
Utamakan Kepentingan Rakyat
#Bila PLN dan Pertamina Tak Sepakat Harga BBM, Lebih Separuh Sumut Terancam
Gelap Gulita
Medan (Mimbar) - Kelistrikan Sumatera Utara
terancam semakin terpuruk dengan berkurangnya 50 persen pasokan Bahan Bakar
Minyak untuk pembangkit listrik di Sumbagut. Dari total 1.400 MW produksi
pembangkit Sumut, 1.200 MW diantaranya atau 85 persen pembangkit masih
bergantung pada Bahan Bakar Minyak.
Menyikapi hal itu, Gubernur Sumatera Utara
H Gatot Pujo Nugroho mendesak PT Pertamina dan PT PLN segera menyepakati harga
jual-beli bahan bakar minyak untuk tidak menambah krisis listrik di daerah
itu. "mengacu pada pernyataan PLN bahwa pasokan BBM Pertamina
ke PLN berkurang dan membuat krisis listrik semakin berkepanjangan, sementara
Pertamina mengaku pengurangan karena harga jual beli belum
sesuai,"katanya usai bertemu PLN dan Pertamina di ruang kerja Gubernur
Sumut, Kamis (7/8).
Gubsu meminta pihak terkait lebih
mengutamakan kepentingan rakyat karena ketidak sepakatan harga BBM berdampak
berkurangnya 50 persen pasokan BBM untuk PLN. “Ayolah kita berfikir untuk
kepentingan yang lebih besar, untuk rakyat”, imbuh Gubsu.
Dalam kesempatan tersebut, Gubernur
memanggil PLN dan Pertamina untuk meminta penjelasan soal penyebab pemadaman
listrik di Sumut yang semakin parah usai akhir-akhir ini. Pemadaman
listrik bisa berlangsung dua atau tiga kali sehari dengan jangka waktu tiga
hingga empat jam.
Gubernur menegaskan, harusnya PLN dan Pertamina lebih memikirkan kepentingan masyarakat. "Harus ada penanganan segera baik soal kesepakatan harga BBM dan perbaikan serta penambahan pembangkit listrik,"katanya.
Gubsu juga menyinggung PT Inalum yang
kembali mengurangi pasokan listriknya untuk PLN di tengah kondisi kelistrikan
Sumut yang semakin parah. Dia mengatakan sudah selayaknya lembaga bisnis di
bawah Badan Usaha Milik Negara diantaranya Pertamina, PLN dan PT Inalum adalah
termasuk representasi pemerintah yang bekerja untuk kepentingan rakyat. “Kami
malu, ketika Inalum di take over pemerintah justeru lebih sulit meminta
listrik saat defisit seperti saat ini,” ujar Gubsu.
Persahaan peleburan alumunium PT Inalum
saat ini hanya memasok kepada PLN 30 MW pada siang hari dan 90 MW pada malam
hari. Permintaan Gubsu sebelumnya untuk menambah pasokan menjadi 135 MW pada
siang dan malam, sempat disepakati namun tidak direalisasikan Inalum.
Selanjutnya Inalum memasok 90 MW pada siang dan malam, namun hal itu tidak
berlansung lama karena Inalum kemudian menurunkan pasokannya PLN atas
rekomendasi kunker Komisi VI DPR RI. “Komisi VI pertanyakan penyaluran listrik
ke PLN, Padahal komisi VII DPR RI yang datang sebelumnya meminta Inalum
menaikkan pasokan listrik kepada PLN,”ujarnya.
General Manager PLN Pembangkit Sumatera bagian utara (Sumbagut)
Bernandus Sudarmata mengaku dari daya mampu pembangkit listrik PLN di
Sumbagut total 1.400 MW, sebesar 1.200 MW atau 85 persen mengandalkan
bahan bakar minyak. Sementara pasokan BBM dari Pertamina terus berkurang karena
memang harga jual-beli BBM belum disepakati.
Dia mengakui. krisis listrik bukan semata karena
kekurangan BBM, tetapi juga karena sejumlah pembangkit memerlukan perbaikan
serta tidak seimbangnya antara ketersedian energi dan permintaan atau ke
butuhan. Dia memberi contoh, pada Rabu malam (6/7) dari daya mampu
1.400 Megawatt beban puncak mencapai 1.785 MW sehingga terjadi defisit 385 MW.
Sementara ada beberapa pembangkit
juga yang sedang mengalami kerusakan sehingga dalam proses perbaikan.
"Kalau pasokan BBM terus berkurang, maka pemadaman tidak
terelakkan,"katanya.
Sementara itu, Industrial Fuel Marketing
Manager Region I PT.Pertamina, Nur M Zein, mengaku belum finalnya kesepakatan
harga jual-beli BBM antara Pertamina-PLN sudah terjadi sejak tahun 2012.
"Pertamina sebenarnya sudah meminta bantuan auditor yakni BPKP untuk
menetapkan harga jual dan sudah ada tetapi PLN belum juga setuju. Mudah-mudahan
segera ada keputusan,"katanya. Pertamina mengambil kebijakan untuk
mengurangi 50 persen pasokan BBM kepada PT PLN sebelum ada kesepakatan
harga.
Diluar dampak kebijakan pengurangan
pasokan BBM kepada PLN tersebut, kondisi listrik di Sumut semakin kritis yang
berimbas semakin meningkatnya intensitas pemadaman listrik. PT PLN berharap
krisis listrik dapat ditaggulangi jika pembangkit baru PLTU Pangkalan Susu
2x200 MW dan PLTU Nagan Raya 2x100 MW dapat beropersi penuh. Sementara itu PLN
berencana kembali menyewa genset baru sebesar 190 MW yang baru bias
beropersi 5 bulan ke depan.
Comments
Post a Comment