Presiden Tolak Pengunduran Diri Bupati Madina
Bupati Mandailing Natal (Madina) Dahlan Hasan Nasution
Medan,
(Mimbar) - Ketua DPRD Mandailing Natal (Madina), Sumut, Marganti Batubara,
menyatakan, permohonan Bupati Dahlan Hasan Nasution untuk berhenti dari jabatan
bupati, sudah ditolak Presiden Jokowi. Penolakan itu sudah disampaikan langsung
via telepon menantu Jokowi, Bobby Nasution.
Marganti menyatakan sudah bertemu langsung
dengan Dahlan di rumah dinas bupati tadi malam. Dalam pertemuan itu, Dahlan
mengaku sudah ditelepon Presiden Jokowi. Permohonannya ditolak dan dia diminta
tidak resah.
Dahlan resah karena tidak mampu memenangkan
pasangan 01 Jokowi-Maruf Amin di Madina. Di kabupaten itu, kata Marganti,
pasangan 02 Prabowo-Sandi memperoleh suara sekitar 83 persen.
"Beliau sudah ditelepon Presiden langsung,
(permohonan) enggak diterima. 'Memang itu sudah usaha, bagaimana lagi,' kata
Pak Presiden," ucap Marganti.
"Karena Pak Bupati Mandailing Natal sudah
berbuat semaksimal mungkin untuk kemenangannya, tapi itulah kita mau bagaimana
lagi. Itulah kata Pak Presiden melalui teleponnya menantunya Bobby,"
sambung Marganti.
Karena permohonannya sudah ditolak, Dahlan pun
diminta untuk menyampaikannya ke masyarakat. "Intinya itu Pak Presiden
semalam sudah jawab, itu tidak ditanggapi, bahkan hari ini disuruh Pak Presiden
dia temu pers hari ini karena (permohonan) itu sudah jelas tidak
diterima," jelas Marganti.
Belum Terima
Marganti juga mengungkapkan, DPRD Madina belum
menerima surat permohonan berhenti Dahlan Hasan Nasution dari jabatan bupati.
Surat itu pun dinilai bukan sebagai pengunduran diri, melainkan bentuk
kegalauan dan permintaan maaf.
"Surat permohonan pemberhentian bupati itu
tidak ada ke DPRD sampai sekarang. Jelas dari surat itu tembusannya ke
Menko," kata Marganti.
Meski perolehan suara di Madina belum
dipastikan, namun pasangan nomor urut 02 Prabowo-Sandi diperkirakan menang
besar di Madina. "Kalau perolehan suara belum pasti. Mungkin perkiraan 85
atau 83 persen Prabowo," jelas Marganti yang merupakan politikus Partai
Hanura.
Menurut Marganti, Dahlan membantu untuk
kemenangan Jokowi-Maruf di Mandailing Natal. "Lantaran mungkin ada janji
untuk memenangkan, ternyata keluh kesah, itu mungkin makanya dia membuat surat itu
langsung ke Presiden cp Mendagri tembusannya itu ke Menko, bukan ke DPR,"
jelas Marganti.
Menurut Marganti, surat yang dibuat Dahlan bukan
pengunduran diri. Surat itu lebih seperti meminta pertimbangan ke Presiden.
"Tapi kan di surat itu jelas tembusan ke
Menko (Perekonomian Darmin Nasution). Kalau dia benar-benar mengundurkan diri,
ke DPRD saja langsung ngapain ke Presiden. Kan ini permohonan dia ke Presiden,
kayak minta pertimbangan," jelasnya.
Marganti menduga Dahlan resah karena sebelumnya
ada pembicaraan dengan menteri-menteri. Surat itu lebih seperti permintaan maaf
atas kegagalannya memenangkan Jokowi-Maruf. "Memang ini politiknya kalau
nggak dibuat kayak gitu, mungkin (dana) yang tertampung di APBN takutnya dia
tidak tercurah lagi ke Mandailing Natal," jelas Marganti.
Menurut Marganti, Dahlan sebenarnya berharap
Mandailing Natal dekat ke pemerintah pusat sehingga daerah itu bisa maju.
"Memang yang diharapkan Pak Bupati itu seumpamanya menang, karena
menantunya (Bobby Nasution) kan orang sini. Jadi mungkin lebih kayak anak
kandunglah, itu kan mungkin kan ada pribadinya itu. Cuma itu yang diharapkan.
Kami harapkan Jokowi menang kan di sini," jelas Marganti.
Dia menambahkan, kalaupun Dahlan mengirimkan
surat itu ke DPRD, mereka tetap akan memprosesnya. "Kalau memang ada
suratnya ke DPRD, tetap kita proses," jelasnya.
Seperti diberitakan Dahlan memohon berhenti dari
jabatannya sebagai Bupati Madina. Dalam surat pengunduran dirinya, dia mengaku
kecewa karena hasil Pemilu mengecewakan.
Panggil Bupati
Terpisah,, MenteriNegeri (Mendagri) Tjahjo
Kumolo mengaku sudah berkoordinasi dengan pemerintah daerah Sumatra Utara
terkait surat pengunduran diri yang diajukan Bupati Mandailing Natal (Madani)
Dahlan Hasan Nasution. Dahlan diketahui mundur dengan alasan politis, karena
Jokowi-Ma'ruf kalah dari Prabowo-Sandi di wilayah yang dipimpinnya.
"Nanti akan kami panggil, karena ini sebuah
proses yang tidak lazim. Dia seorang bupati yang cukup berhasil di daerahnya,
kenapa hanya masalah politis pertimbangannya dia mundur," kata Tjahjo usai
rapat terbatas di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (22/4).
Saat ditanya apakah dirinya akan menyarankan
kepada Dahlan untuk mengurungkan niat mundur, Tjahjo menyatakan belum sampai ke
sana. Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu mengatakan
bakal memberikan saran terbaik untuk Dahlan."Nanti akan kami undang dulu
dengan gubernur. Kira-kira untuk memberi saran yang terbaik," ujarnya.
Menurut Tjahjo, alasan Dahlan mundur memang
semata-mata hanya karena perolehan suara Jokowi-Ma'ruf kalah dari Prabowo-Sandi
di wilayah Kabupaten Madani dalam Pilpres 2019. Padahal, kata Tjahjo, Dahlan
diusung sejumlah partai politik saat maju mencalonkan diri."Kan
membutuhkan proses yang panjang. Ada amanah dari masyarakat, masa hanya karena
itu (mundur)," katanya.
Berdasarkan sistem penghitungan. KPU mencatat
hasil perolehan suara sementara pada Minggu (21/4) pukul 19.00 WIB, pasangan
calon nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno meraih perolehan suara
mencapai 79,99 persen. Namun Jokowi-Ma'ruf Amin hanya 20,01 persen.(MC/cnni)
Comments
Post a Comment