Pemilu Legislatif 2019 : Situng Sementara, PDIP dan Golkar Bersaing Ketat di Sumut
Medan (Mimbar) - Partai Demokrasi
Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Golkar berbagi keunggulan perolehan
suara sementara dalam Pemilu Legislatif 2019 di Provinsi Sumatera
Utara. Berdasarkan Sistem Informasi Penghitungan Suara (Situng) Komisi Pemilihan
Umum hingga Senin (29/4/2019) pukul 13.15 WIB, PDIP meraup 23,45% suara untuk
Pemilu Anggota DPR RI 2019.
Ketua Komisi Pemungutan Suara (KPU) Sumut Yulhasni
mengakui, perolehan sementara itu berasal dari 11.609 tempat pemungutan suara
(TPS) atau 27,21% dari 42.668 TPS di Sumut. Untuk Pemilu Anggota DPR RI 2019,
Sumut terbagi dalam tiga daerah pemilihan. Pada 2014, Golkar merupakan peraup
suara terbanyak di Sumut dengan 1.004.498 suara atau 16,40% dari total suara
sah, mengungguli PDIP yang mendapatkan 15,62%.
Pada Pileg 2019, PDIP kedatangan sejumlah calon
anggota legislatif (caleg) tenar seperti Djarot Saiful Hidayat dan Sihar
Sitorus, masing-masing di Dapil Sumut III dan Sumut II.
Ada pula kader veteran Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Hamonangan Laoly di Dapil Sumut I dan Wakil
Ketua Komisi III DPR Trimedya Panjaitan di Dapil Sumut II.
Bila PDIP unggul untuk DPR, Partai Golkar masih
memuncaki daftar perolehan suara sementara untuk Pemilu Anggota DPRD Sumut
2019. Situng KPU mencatat Golkar meraup 19,09% suara, dibuntuti PDIP dengan
17,94% suara.
Perolehan tersebut berasal dari
8.182 TPS yang masuk hingga Senin pukul 13.15 WIB atau 19,18% dari 42.668 TPS
di Sumut. Sedangkan di DPRD Sumut periode 2014-2019, Golkar merupakan fraksi
terbesar. Dengan 17 kursi yang dimilikinya, Golkar berhak memegang jabatan
ketua DPRD Sumut yang beranggotakan 100 orang.
Pemilu Susulan Jangan Ada Korban
Menanggapi banyaknya korban yang
berjatuhan dalam Pemilihan Umum Serentak 2019, KPU Sumut turut berduka atas
kepergian para pahlawan demokrasi. KPU Sumut masih menunggu keputusan pemberian
dana santunan bagi petugas KPPS yang meninggal saat bertugas di Pemilu 2019.
“Kami harap jangan ada lagi Pemilu serentak. Ini harus
dievaluasi. Kita tidak mau ada lagi korban yang berjatuhan,” harap Yulhasni.
Di Sumatera Utara, ada delapan
penyelenggara Pemilu 2019 yang meninggal dunia setelah sebelumnya jatuh sakit.
Komisioner Komisi Pemilihan Umum
(KPU) RI Pramono Ubaid Tanthowi mengatakan, pemilu serentak telah melampaui
batas fisik petugas dan secara teknis melampaui kapasitas KPU dalam
mempersiapkan logistik.
"Saya ingin mengulangi bahwa pemilu serentak yang
kita laksanakan model seperti kemarin, itu bagi saya cukup yang pertama dan
terakhir," ujar Pramono dalam sarasehan refleksi pemilu di Digilib Cafe,
kemarin.
Pramono menjelaskan, secara
fisik, pelaksanaan pemilu serentak dengan model seperti 17 April 2019 telah melampaui
batas kemampuan rata-rata manusia Indonesia.
Dari data KPU, sampai kemarin, petugas KPPS yang
meninggal dunia mencapai 272 orang. Sedangkan petugas KPPS yang jatuh sakit
sebanyak 1.470 orang. "Ini saya pastikan jumlahnya akan bertambah. Kemarin
seharian keliling ke beberapa kabupaten/kota di Pantura, Saya masih menerima
laporan bahwa beberapa petugas kita masih sakit dan sebagian kondisinya
parah," urainya.
Secara teknis, pelaksanaan pemilu
serentak seperti yang dilaksanakan kemarin juga melampaui kapasitas Komisi
Pemilihan Umum (KPU) dalam mempersiapkan logistik dan melayani pemilih. (NSR)
Comments
Post a Comment