Alumni UINSU Harus Bijak Hadapi Era Milenial




Medan (Mimbar) - Era milenial dengan revolusi industri 4.0 ini menjadi kesempatan dan tantangan bagi generasi saat ini. Karenanya, pada era ini komunikasi dan penyebaran informasi terjadi sangat cepat, canggih dan modern. Namun, kecanggihan dan mutakhirnya alat informasi dan komunikasi bisa membawa dampak yang tidak baik bagi kehidupan sosial.

“Wisudawan yang baru dilantik diharapkan dapat mengadaptasikan diri secara baik dan bijak. Sebab, kemampuan beradaptasi dan bijak menghadapi segala perubahan yang begitu cepat adalah kunci sukses yang harus dimiliki setiap orang,” kata Rektor Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) Prof Dr Saidurrahman MAg pada wisuda sarjana ke 70 UINSU di Gelanggang Mahasiswa UINSU Jalan IAIN, Medan, Selasa (23/4).

Untuk itu kata rektor, pendalaman tauhid sangat tepat untuk memperkuat pondasi kehidupan, tidak boleh berhenti walaupun sudah menjadi sarjana. Begitu juga masjid sebagai pusat pergerakan kehidupan, tidak boleh sekejap pun ditinggalkan oleh generasi milenial muslim. Alqur-an harus tetap menjadi petunjuk hidup yang terus digelorakan di dalam diri.

“Satu sisi manusia memang sangat dimudahkan dalam berkomunikasi dan mendapatkan informasi, sehingga dunia menjadi kecil dan seolah tanpa jarak dan batas. Dimana, jarak yang dekat bahkan saling berhadapan tidak saling menyapa dan berinteraksi,” ujarnya.   
  
Dia juga mengungkapkan, memiliki kecerdasan pengetahuan di era milenial ini  tidaklah cukup. Untuk itu, dia mengingatkan kepada para mahasiswa yang di wisuda agar mampu beradaptasi dan bijak mengendalikan arus yang sangat deras.

“Mampu beradaptasi yang dimaksud adalah mampu mengatasi kesulitan dan tantangan. Generasi milineal muslim tidak hanya dituntut untuk mampu beradaptasi saja, tetapi juga harus bijak. Dimana, harus mampu mengendalikan arus yang sangat deras dan kadang membuat tergelincir atau hanyut ke arah yang tidak diinginkan.

Dalam konteks ini, pondasi keimanan dan orientasi hidup lurus harus terus disegarkan dalam benak generasi juga cepat dan mudah mengakses ilmu pengetahuan termasuk konten agama. Tapi, disisi lain, era informasi canggih ini juga menyebabkan terjadinya keterasingan sosial di kalangan masyarakat.

Rektor UINSU juga menyebutkan, pihaknya telah berhasil membangun UPZ (Unit Pengumpulan Zakat) dan telah setuju menyerahkan 2,5 persen dari seluruh pendapatan yang ada. Tahap awal ini dipergunakan untuk memastikan, tidak boleh ada mahasiswa UINSU yang drop out karena kemiskinan.

“Sampai saat ini, kita berhasil menghimpun dan menyalurkan sebanyak 1,3 Miliar untuk membantu 900 an mahasiswa UINSU yang kurang mampu. Insya Allah, kedepan kita juga akan bisa membantu anak-anak ditingkat S2 dan S3. Kedepan, BW akan mampu membantu tenaga pendidik dan kependidikan berkualitas internasional dalam rangka mewujudkan Sumatera Utara, Indonesia sebagai pusat peradaban islam rahmatan lil alamin,” ujarnya.

Wisuda sarjana periode I tahun 2019 ke-70 ini meluluskan 527 dari 5 fakultas, serta program pascasarjana terdiri dari 17 orang dari FDK, 91 orang dari FSH, 173 orang dari FITK, 173 orang dari FITK, 37 orang dari FUSI, 104 orang dari FEBI, 68 Orang dari program S2 dan 37 orang program S3 dari program Pascasarjana dan telah meluluskan 45.890 alumni yang telah berkiprah di tengah masyarakat di berbagai bidang profesi di Indonesia dan di dunia.

Salah seorang wisudawan terbaik Yusuf dari Fakultas  Ilmu Tarbiyah Jurusan  Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah dengan IPK 4.00 mengucapkan terima kasih kepada orang tua yang telah berjuang memberikan dukungan baginya untuk menuntut ilmu baik dukungan moral dan materi. (NSR)

Comments

Popular posts from this blog

Direktur Aek Natio Group Raih Gelar Doktor

Gubsu Minta Atlet Sumut Raih Medali di Asian Games Korea

Prosesi Pernikahan Ira Menggambarkan Pengaruh Syamsul Arifin Masih Cukup Kuat