Gubsu Isyaratkan KDH tidak netral silahkan mundur juga
Medan, (Mimbar) – Gubernur Sumatera
Utara Edy Rahmayadi mengisyaratkan kepala daerah, baik bupati maupun walikota,
yang merasa dirinya tidak netral bahkan calon yang diusungnya kalah di daerah
yang dipimpinnya, silahkan mundur dari jabatannya.
"Makanya saya sudah ingatkan berulang bagi kepala daerah
harus netral dalam Pilpres 2019 ini. Kepala daerah itu harus mengayomi semua
lapisan maayarakat di daerahnya. Kok malah berpihak. Jadi silahkan mundur juga
la kalau berani tidak netral," ujar Gubsu menjawab wartawan di Kantor
Gubsu di Medan, Senin (22/4) siang.
Hal ini ditanggapinya sehubungan beredarnya surat permohonan
pengunduran diri Bupati Mandailing Natal Dahlan Hasan Nasution kepada Presiden
RI disebut-sebut terkait kalahnya paslon Capres yang didukung Bupati pada
Pilpres 17 April lalu.
Edy kelihatan sedikit geram. Apalagi beredar kabar jika
alasan pengunduran diri itu karena perolehan suara Joko Widodo-Ma’ruf Amin
tidak sesuai ekspektasinya di daerah itu. Di Kabupaten Madina suara Jokowi
kalah dari paslon capres Prabowo-Sandi.
Jauh hari sebelum Pemilu, mantan Ketua Umum PSSI itu sudah
mengingatkan, agar Aparatur Sipil Negara (ASN) dan kepala daerah untuk netral.
Makanya Edy cukup heran kenapa ada kepala daerah seakan abai dengan imbauan
dari gubernur.
“Makanya saya bilang kepala daerah itu Netral. Jadi siapapun
yang menang jadi tidak ada masalah. Siapapun yang menang, siapapun yang kalah
rakyat Sumatera Utara tetap Sumatera Utara,” kata Edy didampingi Wagubsu Musa
Rajeckshah.
Edy juga mengomentari surat pengunduran diri yang beredar di
lini masa media sosial. Kata Edy surat itu tidak sesuai prosedur.
“Jadi begini, kalau itu menggunakan prosedur, kalau dia
cerdik kalau dia cerdas, laporkan, dia membuat surat ke DPRD Kabupaten
Mandailing Natal. Dari situ dilakukan rapat dan Paripurna. Jadi hasil paripurna
dilaporkan ke Mendagri via Gubernur Sumut. Sehingga diproses baru keluar SK nya
baru selesai. Bukan terus dari situ langsung ke sana. Itu salah,” tukasnya.
Tampaknya Edy kurang mendukung dengan langkah yang diambil
Dahlan. Mantan Panglima Kostrad itu juga memberikan pernyataan menohok kepada
para kepala daerah yang tidak netral dalam Pemilu 2019 lalu.
“Yang merasa tidak netral itu, ya tinggal siapa yang mau ikut
Dahlan, mundur mundur kalau gak netral,” tegasnya.
Selama Pemilu 2019, Edy memang tak pernah menunjukkan
keberpihakan kepada salah satu calon presiden secara langsung. Karena
menurutnya sikap politik itu adalah urusan pribadi.
Dia juga tidak ingin, keberpihakan kepada salah satu kubu
malah membuat kisruh di masyarakat.
“Kepala daerah itu untuk rakyatnya. Rakyatnya majemuk. Dari
awal saya katakan, kenapa saya tak menentukan satu atau dua. Karena rakyat saya
ini ada nomor satu dan nomor dua. Saya mengayomi semuanya,” pungkasnya. (04)
Comments
Post a Comment