Marak Penyakit Sosial, 4 Konsensus Nasional Lemah
Kerjasama Program dengan Ormas dan LSM Simpulkan
Marak Penyakit Sosial, 4 Konsensus Nasional
Lemah
Medan, (Mimbar) – Kredibilitas kebangsaan
dan empat konsensus nasional yaitu penghayatan dan pengamalan Pancasila, UUD
1945, Bhinneka Tunggal Ika dan negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
terindikasi masih lemah di sebahagian masyarakat terutama di kalangan generasi
muda.
Gubernur Sumut H Gatot Pujo Nugroho ST MSi
menjawab wartawan di Medan, Minggu (29/12) sore mengajak segenap masyarakat
Sumut kembali memperteguh komitmen kebangsaan dimaksud terutama memperkuat
pengamalan empat konsensus nasional dalam menghadapi tahun 2014 sebagai tahun
politik yang sudah di ambang pintu.
Masih lemahnya kredibiltas kebangsaan yang
merupakan salah satu kesimpulan kegiatan kerjasama program Pemprovsu melalui
Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Provinsi Sumut
dengan organisasi kemasyarakatan (ormas), lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan
lembaga nirlaba lainnya di bidang kesatuan bangsa dan politik dalam negeri
tahun 2013, merupakan ‘warning’ bagi semua pihak.
Berbagai penyakit masyarakat seperti
korupsi, terorisme, anarkisme, perkelahian antar kelompok, pornografi,
pornoaksi, geng motor, narkoba, kriminalitas dan tindak kekerasan maupun
pemaksaan kehendak dan perbuatan amoral lainnya serta konflik sosial merupakan
indikasi bahwa kredibilitas kebangsaan dan empat konsensus nasional masih
lemah.
“Itulah sebabnya
perlu digencarkan upaya memperkokoh kredibilitas kebangsaan itu antara lain
melalui kerjasama program dengan ormas dan LSM yang sepanjang tahun 2013 telah
direalisasikan dengan 31 lembaga terdiri dari 15 kegiatan pendidikan politik
dalam negeri, 3 kegiatan ketahanan seni, budaya, agama dan kemasayarakatan, 5
kegiatan bina ideologi dan wawasan kebangsaan, 5 kegiatan kewaspadaan nasional
dan 3 kegiatan berupa perlombaan di bidang kesbangpol,” jelas Kepala Badan Kesbangpol
Linmas Sumut Drs H Eddy Syofian MAP didampingi Kabid Pembinaan Politik Dalam
Negeri Achmad Firdausi Hutasuhut SH MSi.
Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) Prof
Budi Susilo Soepandji dalam Dialog Kebangsaan dengan tokoh agama, masyarakat,
adat dan pemuda di Medan baru-baru ini juga memaparkan pentingnya upaya
memperkuat sendi-sendi kehidupan kebangsaan yang antara lain melalui kerjasama
program dengan komponen strategis masyarakat karena saat ini dan ke depan
bangsa ini lebih memerlukan generasi yang berkarakter kebangsaan Indonesia.
Model Kerukunan
Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sumut DR
H Maratua Simanjuntak, Ketua Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) Kol H
Nurdin Sulistiyo SSos, Ketua Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Sumut Drs H
Bahari Damanik dan Sekretaris Forum Koordinasi Penanggulangan Terorisme (FKPT)
Sumut Drs Zulkarnain Nasution MA yang juga Direktur Pusat Informasi Masyarakat
Anti Narkoba Sumut menilai positip program ini.
Tentang indikasi sendi-sendi kebangsaan yang masih
rapuh dalam berbagai dialog tersimpul dari gambaran masih lemahnya masyarakat
membentengi diri dan padahal bangsa yang besar harus kuat ideologi, memiliki
pandanga hidup yang kokoh dan jangan meninggalkan 4 pedoman hidup
kebangsaan atau empat konsensus nasional yakni Pancasila, UUD 1945, Bhinneka
Tunggal Ika dan NKRI.
“Sejauh ini Sumut masih tetap kondusif karena empat
konsensus dasar itu. Sumut bisa dijadikan model kerukunan dan dari Sumut
terpancar kerukunan nasional. Modal ini bisa dijadikan bukti bahwa masyarakat
Sumut menjunjung nilai empat konsensus dasar. Namun kita jangan lengah,” kata
DR H Maratua Simanjuntak MA.
Pengamat sosial politik kemasyarakatan DR Ansari
Yamamah mengemukakan masyarakat Sumatera Utara menyadari jika berbagai persoalan
politik, ekonomi, pendidikan, serta merosotnya nilai-nilai kebangsaan dan
keagamaan yang muncul selama tahun 2013 tidak disikapi secara akurat dan cepat
maka tidak mustahil akan melahirkan situasi yang tidak kondusif yang
berujung pada munculnya berbagai konflik dalam skala lebih besar yang tentu
saja memerlukan enerji besar untuk mengatasinya.
Untuk itu masyarakat memerlukan perhatian penuh dari
segenap elemen anak bangsa untuk dapat bersinergi melakukan perbaikan dan
percepatan pembangunan masyarakat Sumatera Utara.
Tahun 2014 bagi masyarakat Sumatera Utara dapat
dijadikan sebagai Tahun Gerakan Indonesia Beradab dengan melakukan berbagai
gerakan rekonstruksi ajaran dan aplikasi nilai-nilai keagamaan, kebangsaan,
kearifan local sosial kemasyarakatan, politik, ekonomi, serta system dan model
pendidikan yang berbasis pada nilai-nilai filosofis dan estetika Pancasila
sebagai sumber utama dari segala sumber berbangsa, bernegara dan bertanah air
Indonesia.
Dampak dari lunturnya nilai-nilai dan sendi-sendi
kebangsaan tersebut juga dapat dilihat secara jelas dalam sebagian kehidupan
masyarakat yaitu tumbuhnya gaya hidup konsumtif, materialistik serta cenderung
individualis dan egois.
Eddy Syofian mengemukakan
pemantapan nilai-nilai kebangsaan dewasa ini menjadi suatu kebutuhan bagi
bangsa Indonesia untuk membangun karakter bangsa. ”Cita-cita nasional adalah
negara yang merdeka, bersatu berdaulat, adil dan makmur, untuk mewujudkan itu,
semua komponen harus terlibat dalam pemantapan nilai-nilai kebangsaan dan
Pancasila,” katanya.
Itulah sebabnya kerjasama program ini sangat efektif
karena dilaksanakan secara sinerji antara pemerintah dan masyarakat secara
murni yang secara garis besar dilandasi oleh Permendagri Nomor 39 Tahun 2011
sebagai perubahan atas Permendagri Nomor 44 Tahun 2009 yang intinya
mengamanahkan kepada pemerintah daerah dapat melakukan kerjasama program dengan
ormas dan lembaga nirlaba lainnya dalam bidang kesatuan bangsa dan politik
dalam negeri.
Kegiatan ini dilakukan melalui kegiatan penguatan
empat konsensus nasional bangsa, pendidikan politik dan bela negara yang
ternyata setelah ditelusuri melalui paket kerjasama program terindikasilah
bahwa masyarakat masih membutuhkan sosialisasi empat konsensus nasional,
pendidikan politik maupun bela negara.
Nilai
Kebangsaan
Juga dilakukan upaya dengan merangkul berbagai pihak
termasuk media massa demi memberangus faham terorisme dan memberantas narkoba
di mana masalah terorisme dan narkoba bukan hanya masalah kelompok di dalam
suatu masyarakat, atau sebuah negara, tetapi sudah menjadi masalah semua
bangsa. Karenanya, upaya pencegahan menjadi lebih efektif untuk menekan
berkembangnya bibit-bibit radikalisme di masyarakat, daripada mengandalkan
penindakan atau penindasan semata.
“Pencegahan agar bibit radikalisme tidak berkembang
di masyarakat akibat pemahaman agama yang parsial, kami nilai jauh lebih
efektif,” ucap Eddy Syofian yang juga Ketua Forum Koordinasi Pencegahan
Terorisme (FKPT) Sumut seraya mengemukakan pencegahan dengan melibatkan
berbagai pihak untuk menyosialisasikan bahwa tidak ada satu agama apapun di
muka bumi ini yang menyetujui atau menganjurkan faham terorisme.
Program Kerjasama di Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam
Negeri yang dijalankan saat ini sangat memerlukan adanya monitoring
(supervisi) yang bertujuan untuk memastikan agar pelaksanaan program tepat
sasaran dengan memberikan saran dan arahan, sehingga jika terdapat
ketidaksesuaian (penyimpangan) dapat segera diperbaiki.
Di samping itu monitoring (supervisi) juga melakukan
penilaian dan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan yang bertujuan sebagai
bahan masukan dalam menyusun program yang lebih baik di masa datang.
Berkenaan dengan hal tersebut maka Pemerintah
Provinsi Sumatera Utara merasa perlu melaksanakan Program kegiatan Kerjasama
dengan Organisasi Kemasyarakatan ataupun Lembaga Nirlaba Lainnya di bidang
Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat hingga terwujudnya
Masyarakat Provinsi Sumatera Utara yang saling melindungi dan menghargai satu
sama lain, cerdas, berwawasan kebangsaan dan cinta tanah air.
Dalam hal melaksanakan Verifikasi faktual terhadap
lembaga dilakukan objektif. Dalam pelaksanaannya, Tim Verifikasi, Supervisi dan
Pelaporan menjalankan tugas-tugas diantaranya melakukan seleksi dokumentasi
terhadap kelengkapan dokumen proposal permohonan yang diajukan oleh Orkemas dan
Lembaga Nirlaba Lainnya. (04)
Comments
Post a Comment