Komisi Penyuluhan Sumut Kunker ke Jawa Tengah
Komisi
Penyuluhan Sumut Kunker ke Jawa Tengah
*Gapoktan Miliki Peran Utama Tunjang Program Pertanian
Medan (Mimbar) - Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) memiliki peran utama dalam menunjang program pertanian secara nasional. Itu bisa dilihat dari keberhasilan kegiatan pelaksanaan Gapoktan Kebon Sewu yang mampu meningkatkan hasil pertanian dan pendapatan para petani di Desa Kebon Agung.
Hal itu disampaikan Denny Simamora salah satu anggota Komisi Penyuluhan Provinsi Sumatera Utara (KPPSU) tahun 2016 kepada wartawan, Minggu (5/6) di Medan.
"Sebelumnya KPPSU yang diketuai Prof Dr Ir Dharma Bakti Nasution Msr, dengan anggota Ir Tuani P Naibaho, Alida Silalahi, Hj. Taty Habib, Denny Simamora, Ir Effendy Lubis, Drs Ariston Simanjuntak, Ir Haliaru, Sabrin Tanjung dan DR Alfan telah melakukan kunjungan kerja (Kunker) ke Desa Kebon Agung, Kec. Sumowono Kab. Semarang Jawa Tengah pada 25-28 Mei 2016 lalu, untuk melihat langsung keberhasilan Pemda Jateng dalam meningkatkan pertanian dan penghasilan para petaninya. Kemudian keberhasilan program-program pertanian di daerah ini akan kita adopsi dan mudah-mudahan bisa diterapkan di Sumut," katanya.
Dalam kunker mereka itu, dia menceritakan kalau keberadaan Gapoktan Kebon Sewu memiliki peranan penting dalam membantu petani mengatasi masalah-masalah yang dihadapi mereka, seperti cara bercocok tanam yang baik, mengatasi permodalan petani yang terbatas, pemasarannya dan lain-lainnya. "Dengan adanya Gapoktan Kebon Sewu ini menjadi wadah bagi para petani sekitar untuk menampung keluh kesah petani dalam mengatasi masalah-masalah pertaniannya. Karena itu masyarakat sekitar di Desa Kebon Agung sangat antusias dengan keberadaan Gapoktan Kebon Sewu ini," katanya.
Dia menuturkan, tahun 2008 sebelum terbentuknya Gapoktan, petani di Desa Kebon Agung masih bercocok tanam dengan cara-cara tradisional dan mayoritas menanam jagung jenis lokal di musim penghujan dan buruh lepas pada saat musim kemarau. Dengan luas wilayah 533 Ha yang dihuni penduduk 3.446 jiwa menjadikan wilayah Desa Kebon Agung mempunyai lahan pertanian yang cukup luas.
Namun setelah Gapoktan Kebon Sewu dibentuk, lanjut dia, perlahan Gapoktan menjalankan kegiatan yang mampu mengubah pola hidup petani dalam cara bertani yang baik dan tetap mendapatkan hasil lebih baik, walau saat musim kemarau sekalipun. Kegiatan awal yang dilakukan adalah menanam sayuran dan tanaman hortikultura dalam polybag di depan-depan rumah warga. Dari langkah kecil itulah masyarakat tergugah untuk menanam dalam skala yang lebih banyak di kebun-kebun dan pekarangan.
Perlahan tapi pasti, lanjut dia, Gapoktan menampakkan progres yang baik, banyak kelompok tani muncul di tiap dusun dan bergabung dalam Gapoktan Kebon Sewu yang saat ini telah menjadi 14 kelompok. "Pendampingan yang baik dari Gapoktan, masyarakat dan petani akhirnya mengerti akan hasil yang lebih menguntungkan, sehingga petani tidak ragu-ragu untuk melaksanakan program pertanian yang dilakukan Gapoktan melalui kelompok tani masing-masing," katanya.
Seiring meningkatnya hasil pertanian masyarakat, kata dia, Gapoktan menjalin kerjasama dengan eskportir, pedang sayur, dan sub terminal agribisnis jetis dalam penjualan hasil pertanian. Hal ini dilakukan untuk membantu petani dalam menjual hasil bumi dengan harga yang stabil dan kualitas yang terjamin, sesuai dengan grade yang diharapkan. Langkah ini ternyata berdampak baik karena mengurangi pembeli dengan sistem ijon (tebasan), sehingga petani tidak dirugikan dan dapat menganalisa hasil yang dicapai dari hasil pertaniannya.
Keberhasilan ini, lanjut dia, membuat Gapoktan Kebon Sewu berhasil mendapatkan sejumlah prestasi, seperti : Juara 2 lomba salak tahun 2010 tingkat Jawa Tengah, juara 1 lomba salak 2012 tingkat Jawa Tengah, juara 3 lomba alpukat tahun 2013 festival buah tingkat Jawa Tengah, juara 2 lomba salak tahun 2013 tingkat Jawa Tengah, juara I lomba Gapoktan Berprestasi tingkat Kabupaten Semarang tahun 2014, dan lain-lain. "Adapun prestasi Gapoktan Kebon Sewu yang diraih berkaitan dengan keberhasilan tanaman alpokat 240 pohon mampu memproduksi 12,4 ton/tahun, tanaman kopi 195 Ha hasilkan 234 ton/tahun, tanaman salak 53Ha dengan hasil 954 ton/tahun demikian juga tanaman jagung, cabe, terongdanlabu siam hasilnya terus meningkat sesuai harapan petani. Ini wajar kita adopsi di Sumut kedepan, untuk meningkatkan pendapatan petani kedepannya,” katanya mengakhiri.
Comments
Post a Comment