Realisasi Serapan Anggaran Di Dinas TPH Sumut Capai 70 Persen
Medan
– Organisasi perangkat daerah (OPD) Pemerintah Provinsi Sumatera Utara terus
memacu serapan anggaran di instansinya masing-masing. Dinas Tanaman Pangan dan
Hortikultura (TPH) Sumut misalnya, menyebut hingga akhir Oktober 2019 capaian
realisasi serapan anggaran mereka sudah mencapai 70 persen lebih.
Menurut
Kepala Dinas TPH Sumut, Dahler Lubis, sisa 30 persen lagi anggaran pihaknya
yang belum terserap itu dikarenakan masih ada beberapa kegiatan yang sedang
berjalan saat ini. “Sekarang lagi berjalan (sejumlah kegiatan) seperti yang
sedang teken kontrak,” katanya menjawab wartawan, Jumat (1/11/2019).
Dia
menyebutkan, untuk belanja langsung pihaknya di tahun anggaran (TA) 2019 ini,
berjumlah Rp100 miliar lebih dan sudah 70 persen lebih pula yang terserap alias
terlaksana di lapangan. “Kami optimistis sisa 30 persen lagi itu akan dapat
(memenuhi target). Sebab sisa dua bulan diakhir tahun ini sudah dikontrakkan
(melalui Pokja ULP) untuk dilelang pekerjaannya,” katanya.
Umumnya
disebut mantan Kadis Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumut ini, anggaran dari
program kerja yang sudah terserap tersebut adalah kegiatan yang menyentuh
langsung kepada masyarakat. Selain itu masih ada yang menyisakan karena tinggal
proses pembayaran mengingat pekerjaan fisik yang telah rampung. Antara lain
kata dia seperti program bantuan benih, pembangunan jalan usaha tani,
pembangunan irigasi, dan lainnya. “Juga termasuk program pembangunan embung
konservasi air dan pengembangan Rumah Kompos,” tutupnya.
Seperti
diketahui, serapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Pemprovsu
umumnya masih rendah menjelang akhir tahun ini. Berdasarkan data serapan
anggaran Pemprovsu dari aplikasi Sumut Smart Province, 22 Oktober 2019,
serapannya baru 58,94%. Dari data itu menunjukkan baru sekitar Rp 8,679 triliun
anggaran yang terserap dari total APBD Sumut Rp 14,726. OPD yang memiliki
program pekerjaan fisik, adalah antara lain yang belum maksimal menyerap
anggaran.
Gubernur
Sumut Edy Rahmayadi saat dimintai tanggapan ihwal ini mengaku sudah mengetahui
lambatnya penyerapan anggaran tersebut. Dia juga mengakui adanya kelemahan
dalam penyerapan anggaran. Idealnya memang tak seharusnya anggaran tersebut
terserap lambat.
“Penyerapan
anggaran ini yang sedang (mau dievaluasi) dan besok saya akan kumpul ini, ini
dimana yang salah, apakah awal menetapkan pendapatannya atau sekarang ini
pendapatan baru yang tidak mencapai sasaran kenapa kok semakin turun,” ujarnya
menjawab wartawan, Selasa (22/10).
Soal
sejumlah OPD fisik seperti Dinas Bina Marga Bina Konstruksi (BMBK), Dinas
Sumber Daya Air Cipta Karya dan Tataruang (SDACKTR), dan Dinas Perumahan dan
Kawasan Permukiman yang lambat menyerap anggaran, Edy mengaku sudah tahu soal
itu.
“Oke
disitu saya baru tahu kelemahannya sehingga akan saya pelajari. Tahun depan tak
akan terjadi lagi,” tegas mantan Pangkostrad itu sembari menambahkan akan
melakukan kajian mengapa penyerapan anggaran selalu lambat.
Comments
Post a Comment