Gubernur Edy Ingatkan Pentingnya Pemahaman Politik Berintegritas
KARO
– Untuk mewujudkan pembangunan Sumatera Utara (Sumut) yang bermartabat,
diperlukan politik cerdas berintegritas. Terutama bagi pembuat kebijakan
seperti eksekutif dan legislatif. Salah satu implementasinya adalah terhindar
dari perbuatan korupsi. Karena itu, pemahaman mengenai politik yang
berintegritas sangat penting bagi eksekutif dan legislatif. Apalagi keduanya
adalah mitra yang selalu berhubungan dalam rangka menyejahterakan masyarakat
Sumut.
Hal
tersebut disampaikan Gubernur Sumut Edy Rahmayadi saat membuka Kegiatan
Pendidikan Politik Cerdas Berintegritas, di Hotel Grand Mutiara, Jalan Peceran,
Berastagi, Kabupaten Karo, Rabu (6/11) sore. “Kegiatan pendidikan politik
ini sangat penting bagi pemangku kepentingan. Terutama eksekutif dan
legislatif. Ini proses pembelajaran bersama, kita bersama-sama bersinergi
mewujudkan kesejahteraan masyarakat Sumatera Utara ini," katanya.
Gubernur
juga mengatakan, kegiatan ini merupakan ajang diskusi untuk mewujudkan
politik yang cerdas berintegritas. Apalagi salah satu narasumbernya adalah
Direktur Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
RI Giri Suprapdiono.
Untuk
itu, Gubernur mengharapkan agar peserta bersama-sama dirinya mendapatkan
manfaat dari forum tersebut. "Ayo sama-sama kita simak ini, ini
sangat berharga," ujar Edy Rahmayadi.
Mengenai
KPK, Edy mengatakan dirinya tidak akan berani menjadi gubernur jika tidak ada
KPK. Sebab menurutnya, KPK berperan mengawasinya agar berada tetap di dalam
jalur. "Saya mau jadi gubernur ini karena ada KPK yang mengawasi saya,
saya hanya manusia biasa yang punya nafsu," katanya.
Ketua
DPRD Sumut Baskami Ginting mengatakan, politik cerdas berintegritas akan
melahirkan pemerintahan yang bersih, serta kebijakan dan perencanaan yang
tepat. Hal tersebut juga termasuk ke dalam tanggung jawab sebagai warga negara
dalam membawa perubahan ke arah yang lebih baik.
"Hal
ini perlu dilakukan sehingga masyarakat yakin dengan pemegang kebijakan dapat
membawa perubahan ke arah yang lebih baik," kata Baskami.
Selain
itu, Baskami juga mengapresiasi kegiatan pendidikan politik tersebut.
Menurutnya kegiatan tersebut sangat positif dan mengingatkan kembali agar para legislatif
dan eksekutif tetap berada pada jalurnya. "Ini mengingatkan kami agar
terus on the track semua," ujar Baskami.
Direktur
Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat KPK RI Giri Suprapdiono memaparkan, indeks
persepsi korupsi (Corruption Perception Index) Indonesia setiap tahun semakin
naik. Jika pada tahun 1999 poinnya hanya 17. Pada tahun 2018 sudah mencapai 38.
Saat ini Indonesia berada di peringkat 89 dari 180 negara.
Oleh
sebab itu diperlukan pendidikan dan pemahaman kepada para pemegang kebijakan
mengenai politik integritas terutama di bagian pencegahan korupsi agar poin
indeks tersebut meningkat. "Ini bagian dari tugas pendidikan dari KPK,
kita menyosialisasikan pencegahan korupsi, serta dalam rangka mengajak anggota
dewan bukan sekadar memahami, tapi memikirkan perbaikan sistem ke depan,"
ujarnya.
Kepala
Badan Kesbangpol Sumut Anthony Siahaan mengatakan, kegiatan pendidikan politik
tersebut sangat strategis bagi Pemerintah Provinsi dan DPRD Sumut.
Dikatakannya, kegiatan tersebut bertujuan membuat jejaring lintas para kader
partai politik yang duduk di dewan. "Tentu saja juga menciptakan
sinergitas Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dengan DPRD Sumut," kata
Anthony.
Kegiatan
pendidikan politik diadakan hingga, Kamis (7/11). Pesertanya adalah para
pimpinan DPRD Sumut dan anggota DPRD Sumut. Turut hadir Bupati Karo Terkelin
Brahmana, Wakil Bupati Karo Cory Sebayang, Kadis Pendidikan Sumut Arsyad Lubis,
Sekretaris DPRD Sumut Erwin Lubis. (mr)
Comments
Post a Comment