Pendidikan di Era Industri 4.0 Oleh Daniel Sianturi (Mahasiswa Institut Teknologi Del)
Daniel Sianturi (mahasiswa Institut Teknologi Del)
Dunia saat ini sedang menghadapi perubahan industri yang
ke-4 atau dikenal sebagai Industri 4.0. Hadirnya perubahan Industri 4.0 ini
tentu tidak bisa dielakkan lagi, oleh sebab itu setiap industri harus
mempersiapkan diri untuk mampu beradaptasi dengan era industri ini. Menurut
Davies (2015), Industri 4.0 merupakan perubahan komprehensif terhadap seluruh
bidang produksi industri melalui penggabungan dari teknologi digital dan
internet dengan industri konvensional. Segala sesuatu di dalam proses produksi
seperti pemasok, distributor, bahkan produk itu sendiri semua terhubung atau
terintegrasi oleh teknologi digital dan menciptakan rantai pasok yang baik.
Menurut Schwab (2017), Industri 4.0 ditandai oleh berbagai teknologi baru yang
muncul dan berdampak pada semua disiplin ilmu, ekonomi, dan industri. Perubahan
industri terjadi sangat drastis dan meningkat secara eksponensial.
Karakteristik model dari Industri 4.0 adalah kombinasi dari beberapa
perkembangan teknologi terbaru seperti sistem siber fisik, teknologi informasi
dan komunikasi, jaringan komunikasi, pemodelan, virtual, simulasi, cloud
computing, big data, serta peralatan yang dikembangkan untuk
kemudahan interaksi manusia dengan komputer (Fauzan, 2018). Menurut Ghufron
(2018) Industri 4.0 disebut juga dengan revolusi digital karena terjadinya
proliferasi komputer dan otomatisasi pencatatan di semua bidang yang akan
membuat pergerakan dunia industri dan persaingan kerja menjadi tidak linear.
Istilah industri 4.0 berasal dari negara Jerman pada
tahun 2011 yang ditandai dengan revolusi digital. Pada era revolusi Industri
4.0 ini memiliki perubahan yang sangat drastis dibandingkan dengan perubahan
industri sebelumnya. Di era Industri 1.0, terjadi perubahan terhadap mekanisme
kerja manusia yang sebelumnya hanya menggunakan tenaga hewan untuk bekerja
digantikan dengan teknologi mesin. Pada revolusi Industri 2.0, perubahan
ditandai dengan berkembangnya energi listrik dan motor penggerak. Proses
produksi masal terjadi di era revolusi ini. Perubahan cukup cepat juga terjadi
pada revolusi 3.0, perubahan ditandai dengan tumbuhnya industri berbasis
teknologi informasi, elektronika, serta otomatisasi. Teknologi digital dan
internet mulai dikenal pada era ini. Perubahan besar terjadi dalam sektor
industri di era Industri 4.0, dimana teknologi informasi dan komunikasi
dimanfaatkan sepenuhnya. Pada era ini model bisnis dari sebuah perusahaan
mengalami perubahan yang besar tidak hanya dalam proses produksinya melainkan
juga di seluruh rantai nilai industri. Teknologi utama yang membangun sistem
industri 4.0 ini yaitu Internet of Things, Artificial
Intelligence, Human-Machine Interface, teknologi robotik, dan
teknologi 3d printing.
Kemunculan dari perubahan Industri 4.0 tentu memiliki
peluang dan tantangan bagi dunia industri. Menurut Fauzan (2018) Industri 4.0
menjanjikan banyak peluang perubahan positif di dunia industri seperti
kustomisasi massal (mass customization), fleksibilitas produksi,
meningkatkan kecepatan produksi, kualitas produk yang lebih tinggi, menurunkan
rata-rata kegagalan, mengoptimalkan efisiensi, pengambilan keputusan
berdasarkan data, hubungan kedekatan dengan pelanggan yang lebih baik, serta
memperbaiki kehidupan kerja. Tentunya selain memiliki peluang, Industri 4.0
juga memiliki tantangan yang harus dihadapi, seperti persoalan perubahan
paradigma bisnis, keamanan, pengamanan, persoalan hukum, standarisasi, dan
tantangan perencanaan sumber daya manusia. Sumber daya manusia merupakan salah
satu ancaman terbesar di Industri 4.0 ini. Banyak teknologi canggih yang akan
menggantikan manusia sebagai pekerja utama di dunia industri. Tantangan dan
peluang di era Industri 4.0 ini haruslah mendorong inovasi dan kreasi dunia
pendidikan di Indonesia untuk mendidik pelajar bukan hanya menjadi seorang
pekerja saja, tetapi memiliki jiwa wirausaha untuk menciptakan lapangan
pekerjaan baru agar mengurangi tingkat pengangguran. Seperti yang dikatakan
oleh Manik (2015) di dalam acara Pengukuhan Mahasiswa Baru Angkatan 2015
Institut Teknologi Del bahwa meningkatnya jumlah pengangguran disebabkan oleh
faktor sedikitnya jiwa wirausaha dan kurangnya kemampuan untuk berbisnis dan
berinovasi. Oleh sebab itu, untuk mempersiapkan pelajar di Indonesia menjadi
seorang wirausaha selain melalui pembelajaran di sekolah dan perguruan tinggi
dibutuhkan juga sebuah inkubator bisnis yang mampu menjadi wadah untuk
membimbing dan memberikan pelatihan tentang kewirausahaan di era Industri 4.0
ini.
Menurut Nuraisyah (2017) inkubator bisnis adalah
organisasi yang menyediakan infrastruktur dan pelayanan yang menaikkan nilai
tambah suatu usaha. Secara operasional dalam rangka mengembangkan wirausaha
baru yang tangguh dan unggul, inkubator bisnis memberikan bantuan pembinaan
serta pelatihan yang didukung oleh fasilitas/akses teknologi, manajemen, pasar,
modal, serta informasi secara umum maupun spesifik (Bank Indonesia, 2016).
Inkubator bisnis harus mendapat dukungan dari pemerintah Indonesia serta pihak
terkait dalam bentuk kebijakan maupun anggaran yang memadai serta
berkesinambungan. Perlu adanya penerapan inkubator bisnis yang terstruktur di
dunia pendidikan Indonesia dan promosi oleh pemerintah bahwa pentingnya
inkubator bisnis sebagai instrumen dalam menciptakan pelajar menjadi wirausaha
baru untuk menghadapi tantangan di era Industri 4.0. Pada dasarnya teknologi di
era Industri 4.0 ini diciptakan dengan tujuan yang baik, akan tetapi dalam
menghadapi tantangan yang muncul dari teknologi tersebut manusia tidak
mempersiapkan dirinya dan tidak meningkatkan kualitas dirinya sendiri sehingga
tantangan di era Industri 4.0 tersebut akan merusak peradaban manusia seperti
meningkatnya pengangguran disebabkan munculnya teknologi sebagai pekerja di
dunia Industri. Oleh sebab itu kualitas diri dari manusia harus ditingkatkan
dimulai dari dunia pendidikan agar mampu menghadapi tantangan perubahan
Industri 4.0.
Daftar Pustaka
Davies, R. (2015). Digitalisation for Productivity and Growth. Briefing Industry 4.0, 1-10.
Fauzan, R. (2018). Karakteristik Model dan Analisa Peluang-Tantangan Industri 4.0. Jurnal Teknik Informatika Politeknik Hasnur, 1-11.
Ghufron, M. A. (2018). Revolusi Industri 4.0: Tantangan, Peluang dan Solusi Bagi Dunia Pendidikan. Semintar Nasional dan Diskusi Panel Multidisiplin, 1-2.
Indonesia, B. (2006). Kajian Inkubator Bisnis dalam Rangka Pengembangan UMKM. Jakarta: Bank Indonesia.
Manik, Y. (2015). Orasi Ilmiah, Toba Samosir : Institut Teknologi Del. 22 menit.
Nuraisyah, A. (2017). Analisis Kinerja Inkubator Bisnis dalam Pendampingan Usaha Tenant (Usaha Binaan) (Studi Kasus Inkubator Bisnis Teknologi Solo Technopark). Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Schwab, K. (2017). World Economic Forum. Diambil kembali dari The Fourth Industrial Revolution: https://www.weforum.org/pages/the-fourth-industrial-revolution-by-klaus-schwab
Comments
Post a Comment