Pemprov Sumut Bangun PDU Sampah dan Alat Monitor Online Kualitas Air Danau Toba
Kepala
Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara Binsar Situmorang didampingi Kepala Bagian Pelayanan Media - Biro Humas dan Keprotokolan Setda Provsu
Harvina Zuhra memberi keterangan kepada wartawan dalam rangka ekspos informasi
pembangunan lingkungan hidup di Ruang Rapat Tengku Rizal Nurdin (Press Room)
Lantai 1 Kantor Gubernur Sumatera Utara, Jalan Pangeran Diponegoro, Medan,
Senin (27/5/2019). (Foto Biro Humas dan Keprotokolan Setda Provsu : Veri
Ardian)
MEDAN – Untuk meningkatkan pengelolaan sampah dan limbah,
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprov Sumut) melalui Dinas Lingkungan
Hidup (DLH) akan membangun Pusat Daur Ulang (PDU) Sampah dan alat monitor online
kualitas air Danau Toba.
Demikian diungkap Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sumut
Binsar Situmorang saat paparan ekspos informasi pembangunan lingkungan hidup di
hadapan wartawan di ruangan pers, Kantor Gubernur Sumut Jalan Pangeran
Diponegoro Nomor 30, Medan (27/5).
“Untuk pengurangan dan penanganan sampah dengan prinsip 3R
(Reduce, Reuse, Recycle) dibangun Pusat Daur Ulang (PDU) Sampah di Desa Ujung
Bandar, Kecamatan Rantau Selatan dan Kabupaten Labuhan Batu. Pembangunan
fisiknya sudah selesai, itu akan segera beroperasi,” kata Binsar.
Tidak hanya limbah dan sampah, DLH Sumut juga membangun alat
monitoring kualitas air (Online Water Monitoring System) untuk Danau Toba. Alat
ini di pasang di Desa Mogang, Kecamatan Palipi, Kabupaten Samosir dan akan
mengirimkan data sampel kualitas air Danau Toba ke DLH.
“Kita juga sudah menginstalasi Online Water Monitoring System
untuk Danau Toba di Desa Mogang, Kabupaten Samosir. Alat ini bisa bekerja
online, mengirim data sampel air Danau Toba kepada pemerintah segera, karena
dia berbasis online. Ini perlu agar kita bisa langsung mengambil tindakan cepat
sebelum terjadi kerugian yang lebih besar seperti sebelum-sebelumnya,” tambah
Binsar.
Melalui paparannya yang difasilitasi Biro Humas dan Keprotokolan
Pemprov Sumut, Binsar juga menerangkan ada empat poin yang menjadi fokus DLH
Provinsi Sumut dari tahun 2018-2023, mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD
Provinsi Sumatera Utara. Pertama adalah Indeks Kualitas Lingkungan Hidup
(IKLH), Indeks Kualitas Air, Indeks Kualitas Udara dan Indeks Kualitas Tutup Lahan.
Disampaikannya, terakhir tahun 2018 IKLH masih 67,17% dari
target, indeks kualitas air 77,5%, kualitas udara 85,59% dan kualitas tutupan
lahan 45%. “Sesuai dengan Misi Pak Edy Rahmayadi dan Pak Musa Rajekshah yang
kelima, mewujudkan masyarakat Sumatera Utara yang bermartabat dalam lingkungan,
alamnya bersih dan indah kita harus mengejar target-target ini,” katanya.
Selain PDU dan Online Water Monitoring System untuk Danau Toba,
DLH juga membangun water purifier di 21 titik Porvinsi Sumut, Pembangunan IPAL
Komunal, memberikan bantuan 150 unit tempat sampah, menyiapkan regulasi,
peningkatan program Adiwiya dan juga bekerja sama dengan luar negeri untuk
pendidikan lingkungan.
Ketika ditanya mengapa limbah dan sampah masih menjadi masalah
di Sumut sampai saat ini, Binsar Situmorang mengatakan, penanganan suatu
masalah sering terhambat di koordinasi. Hal ini menurut Binsar karena di
beberapa kasus Pemkab atau Pemko sering berjalan sendiri-sendiri.
“Ya masalah koordinasi memang sering menjadi kendala kita.
Terkadang daerah berjalan sendiri-sendiri dalam menangani kasus lingkungan
hidup, padahal untuk masalah ini misalnya sungai itu kan melibatkan beberapa
daerah, jadi harus bersinergi. Di sinilah posisi kita Provinsi Sumut berada,
kita harus memfasilitasi mereka atau dengan kata lain menjadi wasit. Kita
berharap masalah-masalah ini segera teratasi target-target kita bisa tercapai,”
pungkasnya.**
Comments
Post a Comment