Gubsu Dukung Pengembangan Kedokteran Nuklir di Sumut
Gubsu Dukung Pengembangan Kedokteran Nuklir di Sumut
Medan, (Mimbar) - Gubernur Sumatera Utara Ir HT Erry Nuradi MSi memberi apresiasi kepada perhimpunan Kedokteran Nuklir Indonesia (PKNI). Pemprovsu siap mendukung pengembangan spesialis kedokteran nuklir di Sumut.
Hal itu disampaikannya pada acara pembukaan pertemuan Ilmiah Tahunan Perhimpunan Kedokteran Nuklir Indonesia (PKNI) dan Perhimpunan Kedokteran dan Biologi Nuklir Indonesia (PKBNI) Tahun 2016, Jumat (23/9) di Aryaduta Hotel Medan. Hadir pada acara tersebut Bapak Kedokteran Nuklir Indonesia Prof DR.dr Johan S Masyur SPPD-KEMD,SPKN, mewakili PKNI DR dr Ahmad Husein S Kartamihardja SPKN (K), Direktur RS H Adam Malik Bambang Prabowo M.Kes, Plt Kadis Kesehatan Provsu.
Menurut Gubsu, saat ini RS Adam Malik sudah memiliki spesialis nuklir yang dapat memenuhi pelayanan kesehatan masyarakat Sumut. Maka untuk itu Pemprovsu menyambut baik kegiatan pertemuan ilmiah tahunan, ini diharapkan dengan pertemuan ini akan menambah pengetahuan dan ilmu sehingga meningkatkan SDM para dokter spesialis nuklir.
"Sehingga nantinya dapat menunjang peningkatan derajat kesehatan di Sumut, khususnya dan Indonesia pada umumnya,"paparnya.
Seperti yang diketahui bahwa ilmu kedokteran di zaman sekarang telah memberi pengaruh besar terhadap kehidupan masyarakat. Berkembangnya ilmu kedokteran juga telah mempengaruhi kualitas dokter dengan lahirnya berbagai jenis spesialis nuklir.
Sementara kiprah dokter spesialis nuklir dalam era global semakin strategis dimana dinamika persoalan kesehatan di Indonesia khususnya Sumut yang kian berkembang menuntut penanganan kesehatan yang jauh lebih serius.
Kebutuhan pelayanan kesehatan yang masih minim di Sumut termasuk teknologi pendukungnya membuat masyarakat Indonesia khususnya Sumut memilih berobat ke luar negeri.
Untuk itulah kegiatan ini menurut Gubsu merupakan moment yang sangat penting untuk menguatkan peran kedokteran nuklir dalam sistem kesehatan yang saat ini berada dalam kebijakan Jaminan Kesehatan Nasional. "Saya yakin, bahwa pertemuan ilmiah ini dapat menghasilkan usulan atau rekomendasi yang nyata dan berarti bagi kemajuan bangsa dan negara Indonesia."jelasnya.
Sedangkan DR dr Ahmad Husein S Kartamiharja mengatakan spesilasi nuklir masih terbentur dengan peralatan. “Sehingga untuk berobat pasien harus menunggu satu tahun lebih dari pendaftaran," paparnya.
Sementara ilmu spesialis nuklir di Indonesia semakin maju pesat. Dengan jumlah dokter spesialis sebanyak 35 orang di Indonesia. Untuk itu Kementerian RI sudah merujuk di beberapa tempat rumah sakit dilengkapi dengan layanan BPJS
Comments
Post a Comment