HUT Rahmat International Wildlife Museum & Gallery ke 17
HUT Rahmat International Wildlife Museum & Gallery ke 17
Plt Gubernur Sumut Dorong Museum Rahmat Raih Penghargaan Museum Museum Swasta Terbaik Nasional
Medan, (Mimbar) - Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Ir H Tengku Erry Nuradi MSi mendorong Rahmat International Wildlife Museum & Gallery menjadi museum swasta terbaik secara nasional.
Harapan itu disampaikan Tengku Erry Nuradi dalam acara perayaan HUT Rahmat International Wildlife Museum & Gallery ke 17 sekaligus perayaan HUT Tugu Keadilan ke 5 di gedung Rahmat International Wildlife Museum & Gallery di Jl S Parman Medan, Sabtu (14/5/2016).
Hadir dalam acara tersebut Walikota Medan Drs H T Dzulmi Eldin MSi, anggota DPD RI Prof DR Farouk Muhammad dan Parlindungan Purba, Kapolda Sumut Irjen Pol Drs Raden Budi Winarso, Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) M Yusni SH MH, sejumlah pejabat, pecinta binatang dan undangan lainnya.
Dalam kesempatan itu, Erry mengatakan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menobatkan Museum Negeri Sumut di kawasan Jl HM Jhoni Medan sebagai museum terbaik se Indonesia dalam ajang Pelestari Cagar Budaya dan Permuseuman. Penobatan dilakukan di Museum Nasional Jakarta awal Oktober lalu.
“Masyarakat Sumut layak bangga karena memiliki museum terbaik se-Indonesia. Salah satu peran museum adalah melestarikan cagar budaya milik bangsa sekaligus menjaga sejarah. Apresiasi tersebut merupakan amanah bagi seluruh masyarakat Sumut untuk dapat lebih baik lagi melestarikan cagar budaya dan pariwisata,” sebut Erry.
Penghargaan itu, sebut Erry, diperoleh setelah panitia menilai sejumlah aspek, baik dari segi fisik bangunan, program pengelolaan, maupun hubungan komunikasi yang selama ini dibangun pengelola Museum Negeri Sumut selama ini.
“Museum Negeri Sumut dibangun tahun 1982. Kini menyimpan lebih dari 7 ribu koleksi yang dibagi dalam sepuluh jenis koleksi besar, baik koleksi arkeologi, sejarah, keramik, etnigrafi dan seni rupa. Saya melihat yang paling banyak jenis etnigrafi karena di Sumut terdapat delapan etnik,” papar Erry.
Erry juga mengatakan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut sedang melobi pemerintah Belanda untuk mendapatkan peninggalan budaya Sumut yang ada di Belanda.
“Kita mendengar ada beberapa museum di Belanda yang sudah tutup, tetapi memiliki sejumlah koleksi yang sangat berkaitan erat dengan cagar budaya di Sumut. Benda-benda bersejarah itu sedang kita upayakan melengkapi koleksi Museum Negeri Sumut nantinya,” harap Erry.
Dengan pengembangan bangunan, fasilitas dan penambahan koleksi, Erry optimis Rahmat International Wildlife Museum & Gallery akan menyabet prestasi serupa untuk kategori museum swasta.
“Gedung museum ini sudah konfrehensif. Semua koleksi tertata dengan baik. Bahkan ada ruangan yang masih memungkinkan sebagai tempat koleksi yang baru nantinya. Kita mendorong Rahmat International Wildlife Museum & Gallery meraih prestasi museum swasta terbaik tahun 2016 ini,” harap Erry.
Salah satu satu indikasi kemajuan suatu daerah ditandai oleh kemajuan teknologi transportasi dan keberadaan museumnya. Sumut sendiri memiliki 21 museum yang tersebar di sejumlah kabupaten/kota diantaranya Museum TB Silalahi di Balige Toba Samosir (Tobasa), Museum Jamin Gintings di Kabupaten Karo, Museum Pustaka Nias Gunung Sutoli Nias, Museum Perkebunan milik Rispa dan lain sebagainya.
“Rahmat International Wildlife Museum & Gallery yang selih spesifik mengoleksi berbagai jenis hewan, merupakan kekayaan yang luar biasa yang dimiliki Sumatera Utara. Museum ini wajib kita lestarikan untuk menjaga sejarah bangsa bagi anak cucu kita di masa mendatang,” sambung Erry.
Erry juga mengatakan, Pemprov Sumut juga berencana melestarikan seluruh koleksi yang dimiliki museum di Sumut dalam bentuk literature dan buku.
“Tujuannya untuk melestarikan koleksi dalam bentuk informasi dan gambar. Dengan demikian, literatur dan buku itu nantinya menjadi panduan bagi masyarakat luas, termasuk dalam upaya mendongkrak tingkat kunjungan wisatawan untuk mengunjungi museum di Sumut,” harap Erry.
Sementara pemilik Rahmat International Wildlife Museum & Gallery, Rahmat Shah mengatakan, jumlah koleksi binatang yang dimiliki saat ini lebih dari 2 ribu koleksi yang terlebih dahulu diawetkan, tidak hanya satwa asal Indonesia, namun juga dari sejumlah negara.
“Hewan yang diawetkan adalah hewan yang telah mati. Sebagian hasil buruan yang dibolehkan dan sebagian lagi hasil sumbangan lembaga, dari rekan dan dari pihak lain secara sah,” ujar Rahmat.
Rahmat menjelaskan, Rahmat International Wildlife Museum & Gallery merupakan museum pertama di Asia Tenggara yang tergolong memiliki koleksi paling lengkap saat ini. Mengoleksi hewan dari seluruh penjuru dunia, mulai dari hewan terkecil hingga terbesar.
“Ada beberapa jenis hewan mamalia, burung, hewan khas Indonesai, Afrika, kambing gunung bahkan koleksi komodo. Alhamdulillah, saya orang Indonesia pertama yang menerima penghargaan dan pengakuan intenasional The Big Five Grand Slam Award dan Word Hunting Award,” sebut Rahmat.
Rahmat berharap, koleksi hewan terus bertambah guna memperkaya jajaran koleksi Rahmat International Wildlife Museum & Gallery.
Comments
Post a Comment