DHD 45 Minta Kembalikan Monumen Proklamasi di Lapangan Merdeka yang Rusak

DHD 45 Sumut menyatakan sikap langsung di Monumen Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia di Lapangan Merdeka Medan agar monumen simbol Kemerdekaan RI yang sebagian arealnya sudah rusak tersebut distop pengrusakannya dan kondisinya dikembalikan seperti semula.

Sejumlah Tokoh Perjuang Menitikkan Air Mata
DHD 45 Minta Kembalikan Monumen Proklamasi di Lapangan Merdeka yang Rusak


Medan (Mimbar) – Dewan Harian Daerah Badan Pembudayaan Kejuangan (DHD) 45 Provinsi Sumatera Utara (Sumut) meminta pemerintah khususnya Pemerintah Kota (Pemko) Medan menstop perusakan Monumen Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia yang selama ini berdiri kokoh di Lapangan Merdeka Medan. Keberadaan situs sejarah kebangsaan ini harus dikembalikan seperti kondisinya semula.

Demikian pernyataan sikap DHD 45 Sumut yang mereka sampaikan langsung di areal monumen simbol Kemerdekaan RI di Lapangan Merdeka yang sebagian arealnya sudah rusak menyusul adanya aktivitas pembangunan fasilitas parkir city check in dan semacam bangunan pertokoan yang membelakangi monumen tersebut, Sabtu (13/12).

Hadir meninjau antara lain Ketua Dewan Paripurna Daerah 45 Prof DR H Bachtiar Fanani Lubis, Ketua Dewan Kehormatan Daerah 45 Drs H Toharuddin Siregar, Ketua Umum Dewan Harian Daerah 45 H Nurdin Lubis SH MM, anggota Dewan Paripurna diantaranya DR Phil Ichwan Azhari MA, H Syamsul Hilal dan pengurus harian lainnya antara lain Sekretaris Umum Drs HM Yusuf Harahap, Sekretaris I Drs H Ansari Tarigan, Bendahara Ir Vivi Savitri dan Wakil Bendahara Sutan Jalaluddin Siregar SH.

Beberapa tokoh pejuang sempat menitikkan air mata melihat kondisi monumen yang rusak tersebut. Peninjauan dilakukan menyusul munculnya topik ini pada Rapat Pleno Perdana Lengkap DHD 45 Sumut masa bakti 2014 – 2019 yang dikukuhkan Ketua Umum DHN 45 Letjen TNI (Purn) DR H Ramli Hasan Basri disaksikan Wakil Presiden ke-6 RI Jenderal TNI (Purn) H Try Sutrisno dan Gubsu H Gatot Pujo Nugroho ST MSi pada 4 Desember 2014.

Pada pleno di Bina Graha Sumut di Medan tersebut dibahas sejumlah situs sejarah wawasan kebangsaan yang ada di Kota Medan. Tapi mirisnya, titik-titik kebangsaan itu saat ini dalam kondisi terabaikan. Salah satunya Monumen Proklamasi Kemerdekaan di Lapangan Merdeka.

Monumen ini dibuat untuk mengenang pembacaan proklamasi pertama kali di Sumatera oleh Gubernur Sumatera saat itu, TM Hasan, pada 6 Oktober 1945. “Tapi kondisinya sedang dalam tahap memprihatinkan, karena ada proyek di sana. Tugunya (tiang) setinggi 45 meter memang masih ada, tapi ornamen pendukung lainnya sudah hancur. Misalnya tangga sebanyak 17 anak tangga dan delapan anak tangga yang melambangkan 17 Agustus pada satu sisi,” ungkap Ichwan.

Menurut Bachtiar Fanani, Lapangan Merdeka merupakan kawasan bersejarah yang menjadi saksi berdirinya Negara Indonesia. Tapi banyak pihak justru tidak peduli dengan keberadaan monumen bersejarah di tempat itu.

“Saya aneh juga kenapa kondisinya sempat sampai seperti ini. Hanya sebagian kecil yang meributkan. Kita akan mempertanyakannya kepada Pemko Medan yang seyogyanya memiliki kewajiban merawat memori kebangsaan itu kok malah terkesan ikut membiarkan dan merekomendasi penghancurannya,” ujarnya.

Anggota Dewan Paripurna Ichwan Azhari yang juga sejarawan menegaskan, harus ada upaya untuk menghentikan penghancuran monumen itu secepatnya.  Dia juga berharap Pemko Medan dan Pemprov Sumut mengembalikan fungsi Lapangan Merdeka sebagai situs sejarah yang bisa menjadi sarana pembelajaran generasi mendatang.

“Sejarah akan lebih dicintai jika dipelajari dengan langsung melihat objeknya. Di sana anak-anak kita akan kembali merasakan perjuangan kakek neneknya di masa perjuangan. Harus diakui, anak-anak kita sudah 15 tahun tidak belajar sejarah di sekolah. Kurikulum 2013 yang kembali memuat mata ajar sejarah jadi kesempatan kita memperkuat wawasan kebangsaan generasi,” ucapnya. 

Permasalahan ini pada pelantikan DHD 45 Sumut di Aula Martabe Kantor Gubsu juga sudah dipaparkan Ichwan dan cukup menarik perhatian ratusan orang yang hadir dalam dialog serangkaian acara pelantikan itu. Sejumlah orang yang duduk di belakang pun sampai bergerak mendekati Ichwan yang berdiri di depan. Bahkan, Wapres ke-6 RI Try Sutrisno beberapa kali terlihat geleng- geleng kepala.  Sementara Gubernur Sumatera Utara, Gatot Pujo Nugroho, juga terlihat serius.

Sementara itu pada Rapat Pleno Perdana DHD 45 disimpulkan bukti-bukti sejarah perjuangan bangsa di Kota Medan dan sekitarnya mulai dari prasasti demarkasi, hingga gedung-gedung bersejarah harus tetap dilestarikan.

Pada kesempatan ini juga ditegaskan oleh segenap pengurus agar Gedung DHD 45 dijaga jangan sampai beralih kepada tangan-tangan tertentu yang ditengarai saat ini sedang mengintai gedung dimaksud dengan dalih pertumbuhan ekonomi.

Hal ini hendaklah benar-benar menjadi komitmen dan perhatian serius kepengurusan DHD 45 yang baru tersebut mengingat Gedung Juang DHD 45 Sumut berada di kawasan ekonomi strategis di inti kota Medan.

Comments

Popular posts from this blog

Direktur Aek Natio Group Raih Gelar Doktor

Gubsu Minta Atlet Sumut Raih Medali di Asian Games Korea

Prosesi Pernikahan Ira Menggambarkan Pengaruh Syamsul Arifin Masih Cukup Kuat