Membebani Masyarakat, Legislator PKS Tanggapi Negatif Rencana Kenaikan Bea Materai
Membebani
Masyarakat,
Legislator PKS
Tanggapi Negatif Rencana Kenaikan Bea Materai
Jakarta (1/7), (Mimbar) – Anggota
Legislatif Komisi XI dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, Ecky Awal Muharram, menanggapi
negatif rencana pemerintah untuk menaikkan dan memperluas objek bea materai. Pasalnya, hal tersebut
bersifat kontraproduktif dan akan membebani
masyarakat.
"Kebijakan kenaikan dan memperluas
bea materai ini ialah cerminan dari strategi fiskal pemerintah yang kontraproduktif dan akan membebani masyarakat," tutur politisi asal
Dapil Jawa Barat III tersebut di Kompleks DPR-MPR Senayan pada hari Selasa (30/6).
Sebagaimana diketahui, Direktorat Jenderal
Pajak Kementerian Keuangan, pada bulan Maret lalu mengisyaratkan kenaikan bea materai yang akan mulai diajukan ke DPR awal Juli 2015 ini.
Nominal belanja sebesar Rp250 ribu hingga Rp1 juta akan dikenakan bea materai Rp3.000. Sementara untuk
belanja yang lebih dari Rp1 juta maka terutang bea
materai Rp6.000. Selain itu, tarif bea materai yang saat ini sebesar Rp 3.000 dan Rp 6.000,
akan dinaikkan menjadi Rp 10.000 dan Rp 18.000.
Dirinya menjelaskan bahwa perlambatan
ekonomi yang terjadi seperti saat ini,
sudah semestinya mendorong pemerintah memberlakukan kebijakan yang tidak membebani kegiatan transaksi ekonomi masyarakat.
"Di tengah perlambatan ekonomi
seperti sekarang pemerintah semestinya konsisten
dengan strategi ekspansi fiskalnya untuk menstimulus perekenomian sehingga daya beli masyarakat terangkat. Kebijakan untuk
menaikkan bea materai ini malah
bertolak belakang dengan strategi tersebut. Masyarakat menjadi terbebani dalam
kegiatan transaksi ekonomi mereka, sehingga malah bisa makin melemahkan
perekonomian," tambahnya.
Dengan adanya kebijakan ini, menurutnya,
strategi fiskal pemerintah dalam upaya
untuk menggenjot perekonomian menjadi tidak fokus. Pemerintah dinilai tepat saat menaikan Pendapatan Tidak Kena Pajak (PTKP)
beberapa hari silam, namun
dengan adanya kebijakan kenaikan bea materai ini menjadi kontraproduktif.
“Dari kebijakan ini terlihat strategi
fiskal pemerintah tidak fokus, apakah mau
ekspansi atau kontraksi. Padahal kemarin pemerintah baru saja menaikan Pendapatan Tidak Kena Pajak (PTKP) yang mengurangi potensi
pendapatan pajak sebesar 11
triliyun rupiah dalam rangka menggenjot perekonomian, itu adalah strategi
ekspansi fiskal yang saya kira tepat. Tapi kenaikan bea materai ini malah
sebaliknya. Kalau begitu buat apa PTKP dinaikan?" tambah legislator kelahiran 46 tahun silam tersebut Tutup Kebocoran Anggaran.
Tak lupa, Ecky memberikan solusi
bahwa jika defisit APBN ingin tertutupi, maka
pemerintah harus optimalkan sumber-sumber pendapatan yang selama ini banyak penyimpangan (bocor). Sehingga, pemerintah harus
mencari cara lain yang bersifat
inovatif dan kreatif dalam mencari sumber pemasukan.
“Jika maksudnya adalah ingin menutupi
defisit APBN, maka optimalkan sumber-sumber
pendapatan potensial yang selama ini bocor. Misalnya bagaimana pemerintah bisa menghentikan illegal fishing yang
kata Menteri Susi kerugiannya mencapai
3000 Triliun, atau menghentikan praktek transfer pricing yang kerugiannya
diperkirakan mencapai 1300 Triliun rupiah. Pemerintah harus kreatif dan
inovatif dalam mencari sumber-sumber pemasukan.”
tutup Ecky
Comments
Post a Comment