Dihadapan Mendag, Gubsu Paparkan Ketersediaan Pasokan Bahan Pokok di Sumut


Dihadapan Mendag, Gubsu Paparkan Ketersediaan Pasokan Bahan Pokok di Sumut


Medan, (Mimbar) - Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Ir HT Erry Nuradi memaparkan ketersediaan bahan pokok di Sumatera Utara dalam menghadapi hari besar keagamaan (HKBN) 2017/1438 H di hadapan Menteri Perdagangan (Mendag) RI Enggartiasto Lukita Rapat koordinasi (Rakor) Identifikasi barang kebutuhan pokok menjelang Puasa, Lebaran, dan Idul Adha 2017/1438 H di Gedung BI Medan Selasa (02/05/2017). Hadir dalam Rakor tersebut Anggota DPD RI Parlindungan Purba, Kepala Perwakilan BI Wilayah Sumut Arif Budi Santoso, Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Tjahya Widayanti, Walikota Medan Dzumi Eldin, dan perwakilan FKPD Provsu.
 
Dipaparkan Gubsu, stok beras sampai dengan Mei 2017 sebesar 840 ribu ton. Sementara kebutuhan beras perbulan 144.836 ton berarti ketersediaan beras di Sumut aman untuk 5 bulan kedepan dan masa tanam dan panenan masih terus berlanjut.

Lebih lanjut dikatakan Gubsu, produksi cabe merah sampai dengan awal Mei 2017 sebesar 69.186 ton. Kebutuhan perbulan 7880 ton, kelebihan produksi 37.632 ton yang dipasok ke Provinsi Riau dan Kepulauan Riau.  

Sementara itu, stok Daging sampai dengan Mei 2017sebesar 18.296 ton. Sedangkan kebutuhan perbulan untuk warga Sumut mencapai  2.045 sehingga stok daging sampai september 2017 masih terpenuhi. Sedangkan produksi telur 9.700.000 butir perhari atau setara dengan 646,67 ton. Sedangkan kebutuhan telur ayam sebesar 7.383.680 butir perhari atau setara dengan 461,48 ton.

“Kebutuhan produksi telur di pasok ke Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Riau, Kepulauan Riau dan Sumbar,”terangnya.

Seperti halnya telur ayam, produksi daging ayam kurang lebih 300 ribu sampai dengan 350 ribu Kg perhari setara dengan 200 ribu ekor. Kebutuhan daging ayam kurang lebih 169.230 Kg perhari setara dengan 112.820 ekor. Maka kelebihan produksi ayam dipasok ke Provinsi NAD, Riau, Kepri, dan Sumbar. Begitu juga dengan minyak goring. Produksi Minyak goreng di Sumut 500.000 ton perbulan. Kebutuhan minyak goreng perbulan di Sumut kurang lebih mencapai 285.000 ton. Kelebihan produksi ini distribusikan antar pulau dan juga ada yang diekspor.

Lain halnya dengan Gula. Saat ini Gula Kristal Rafinasi (GKR) PT Medan Sugar Industry (MSI) di Medan sebagai produsen gula yang mendapat izin impor RAW Sugar pada Semester I 2017 sebesar 55.670 ton yang diolah menjadi gula Rafinas sebesar 53.433 ton. PT MSI sudah terikat kontrak dengan produsen makanan dan minuman sebesar 75.984 ton gula kristal rafinasi. Maka PT MSI masih kekurangan RAW Sugar sebesar 23.480 ton yang diolah menjadi gula kristal rafinasi sebesar 22.541 ton. Gula kristal putih (GKP) stok awal April adalah 52.148,14 ton kebutuhan perbulan 27.000 ton sampai bulan Juni 2017 dibutuhkan 81.000 ton gula kristal putih maka Sumut masih membutuhkan 28.452 ton pasokan gula pasir kristal putih.

“Atas yang tersebut Pemprovsu telah mengajukan permohonan kepada Kementrian Perdagangan pada bulan April 2017 lalu. Untuk memenuhi pasokan impor RAW Sugar yang akan diolah menjadi gula kristal rafinasi dan gula kristal putih,”jelasnya.

Kekurangan pasokan juga terjadi pada Bawang Merah. Produksi Bawang merah sampai dengan akhir April 2017 sebesar 3.194 ton. Kebutuhan bawang merah perbulan 3.577 ton. Kebutuhan Januari sampai dengan April  14.309 ton.

“Dengan demikian Sumut masih kekurangan pasokan bawang merah 11.115 ton yang selama ini dipasok dari Pulau Jawa,”ujarnya.

Selain itu Tepung Terigu dikatakan Gubsu, Sumut memiliki satu pabrik tepung terigu dengan produksi 1000 ton perbulan. Sedangkan kebutuhan tepung terigu di Sumut sebesar 1.451 ton perbulan. Untuk kekurangannya dipasok oleh PT Boga Sari. Untuk stok Jagung sampai dengan Mei 2017 adalah 760.396 ton. Kebutuhan untuk pakan ternak, benih konsumsi rumah tangga sebesar 234.185 ton perbulan sehingga stok jagung saat ini 525.210 ton.

“Langkah-langkah yang diambil Pemprovsu menghadapi HKBN dalam jangka pendek diantaranya melakukan pemantauan harga di seluruh Kabupaten Kota, melakukan operasi pasar murah di Kabupaten Kota, perbaikan infrastruktur jalan dan jembatan guna kelancaran arus distribusi pasokan bahan pokok, dan melakukan tindakan cepat pengamatan dan penanggulangan daerah lonsor,”pungkas Gubsu.

Sementara itu terkait keluhan buruknya infrastruktur yang menghambat penditribusian kebutuhan pokok di kabupaten Dairi Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengaku akan menyampaikannya ke Menteri PUPR. Selain itu lanjut Enggartiasto Lukita bahwa secara nasional pihaknya telah menugaskan Bulog dan menstanby kan 15 ribu ton bawang yang siap didistribusikan termasuk ke Sumut. Dalam kesempatan itu Mendag kembali menekankan perlunya kehadiran pemerintah ditengah-tengah masyarakat. Seperti halnya persoalan petani bawang merah di Karo yang terjebak oleh ulah tengkulak.   

“Persolan tengkulak ini memang terjadi di hampir diseluruh Indonesia. Petani berhutang bibit, berhutang pupuk dan terpaksa harus menjual kepada mereka. Makanya perlu hadirnya pemerintah untuk memangkasnya,”ujarnya.

Comments

Popular posts from this blog

Direktur Aek Natio Group Raih Gelar Doktor

Gubsu Minta Atlet Sumut Raih Medali di Asian Games Korea

Prosesi Pernikahan Ira Menggambarkan Pengaruh Syamsul Arifin Masih Cukup Kuat