Memaknai Pasca Halal Bi Halal
Memaknai Pasca Halal Bi Halal
Membangun Sumut dengan penekanan kebersamaan dan penguatan silaturrahmi telah membuahkan hasil bahwa Sumut memiliki ketahanan masyarakat dalam mencegah potensi konflik.
Komitmen ini telah dapat menepiskan potensi konflik yang muncul dari friksi kepentingan dan kebudayaan yang terdapat di tengah masyarakat.
Hal ini terlihat bagaimana sampai hari ini suasana dan situasi sosial di Sumatera Utara masih sangat kondusif bagi terciptanya ketenteraman, ketertiban, dan keamanan di tengah masyarakat.
Masyarakat sendiri dengan segala kearifannya dapat mengeliminir bahkan meredam pertikaian-pertikaian antar kelompok yang terjadi secara sporadis di tengah masyarakat agar tidak sampai merembet dan menyeret-nyeret sentimen kesukubangsaan maupun unsur SARA lainnya.
Di satu sisi kita boleh berbangga dengan kenyataan itu, tetapi di sisi lain kita tidak boleh lalai untuk terus memelihara, mempertahankan dan meningkatkannya.
Momen-momen hari besar keagamaan seperti Idul Fitri dan bulan Syawal sekarang ini memberi kontribusi yang luas bagi tujuan mulia tersebut.
Itulah sebabnya kegiatan-kegiatan silaturrahmi yang melibatkan masyarakat seperti Halal Bi Halal terlebih bila muncul dari prakarsa masyarakat itu sendiri perlu terus digalakkan.
Dengan silaturrahmi yang kokoh kita nyaris tidak menemukan perilaku diskriminatif suatu kelompok suku bangsa terhadap kelompok suku bangsa atau pun etnis yang lain atau antar suatu umat beragama dengan umat beragama lainnya.
Keanekaragaman budaya maupun etnis yang ada ini tentunya bukan sekedar dimaknai sebagai “tontonan” budaya, melainkan harus dilihat sebagai arena belajar untuk mengerti dan memahami kebudayaan orang lain.
Dan lebih penting lagi untuk mengingatkan kita semua bahwa propinsi Sumatera Utara sebenarnya dibangun di atas pilar-pilar keberagaman puluhan kelompok suku bangsa dan kebudayaan, baik antar etnis asli maupun pendatang. Begitu juga umat beragamanya.
Jadi jelaslah bahwa membangun saling pengertian, mengembangkan toleransi dan kerjasama antar kelompok suku bangsa telah merupakan dasar moral dan nilai yang secara terus menerus dikembangkan masyarakat Sumatera Utara.
Hanya dengan komunikasi lintas budaya yang berlangsung secara intensif akan semakin tumbuh sikap saling menghargai, saling mendukung, dan saling mengakui pluralisme di masyarakat.
Hal demikian merupakan suatu prakondisi yang mutlak diperlukan bagi berlangsungnya kehidupan berbangsa dan bernegara yang aman tentram dan kondusif bagi menyejahterahkan kita semua. Hal ini dapat dibangun melalui kokohnya silaturrahmi antar pemerintah dengan masyarakatnya.
Analisis ini sekiranya tepat untuk menjabarkan makna dari halal bi halal. Adapun secara umumnya, halal bi halal dapat diartikan menjadi saling memaafkan.
Namun lebih dari itu, halal bi halal bukan saja menuntut seseorang agar memaafkan orang lain, tetapi juga agar berbuat baik terhadap siapapun.
Comments
Post a Comment