Penghargaan ke-87, Edy Rahmayadi Terima Satya Lencana Wira Karya Edy Rahmayadi Teladan Terbaik Ketahanan Pangan



PADANG – Nama Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi menjadi yang pertama disebutkan sebagai penerima tanda kehormatan Satya Lencana Wira Karya, berdasarkan keputusan Presiden RI Joko Widodo pada 31 Mei 2023, untuk warga atau pejabat yang telah mencurahkan darma bakti yang besar kepada negara dan bangsa, sehingga dapat menjadi teladan bagi orang lain. Dalam hal ini soal ketahanan pangan, baik pertanian maupun perikanan.

Usai menjadi urutan pertama di daftar dari 59 kepala daerah provinsi, kabupaten/kota dan warga yang menerima penganugerahan tanda kehormatan Satya Lencana Wira Karya dari Presiden RI Joko Widodo, Gubernur Sumut Edy Rahmayadi menyampaikan pesan kepada para bupati/walikota se-Sumut, untuk terus memajukan sektor pangan pertanian dan perikanan, dalam hal menjaga ketahanan pangan.

Pesan tersebut sejalan dengan pidato Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo pada pembukaan Pekan Nasional (Penas) XVI 2023 Petani Nelayan Indonesia Kontak Tani Nasional Andalan (KTNA) di Lapangan Udara Sutan Sjahrir, Kota Padang, Sumatera Barat, Sabtu (10/6) yang dibuka oleh Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian secara virtual dari Jakarta.

“Pertanian yang hebat karena ada pemerintah daerah yang hebat. Kalau pertanian kokoh, maka kokoh bangsa Indonesia. Dan ini momentum untuk melahirkan konsepsi pertanian yang lebih baik di seluruh Indonesia. Kenapa pertanian harus lebih baik? Karena meurut Bapak Presiden, adalah kebutuhan hajat hidup orang banyak, menyentuh 280 juta orang kurang lebih, yang membutuhkan hadir pangan yang lebih kuat,” ujar  Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, di hadapan kurang lebih 28 ribu peserta yang berasal dari berbagai provinsi.

Momentum yang berkaitan dengan pertanian, kata Yasin Limpo, diapresiasi oleh Presiden. Sebab tiga tahun menghadapi Covid-19, ekonomi Indonesia, bantalannya adala pertanian. Sehingga katanya, itu yang membuat Indonesia menjadi satu negara terbaik menghadapi turbulensi.

“Data lain, ekspor kita meningkat luar biasa, 6,79%. Dari Rp616,35 Triliun  di 2021 menjadi Rp658,18 Triliun pada 2022. Selain produktivitas meningkat, tetapi juga (memikirkan) kesejahteraan petani, sebagaimana pesan Bapak Menko perekonomian. Namun dengan pencapaian ini, bukan berarti kita selesai dengan masalah. Karena dunia sedang mengalami kiris cuaca yang juga berpengaruh pada krisis pangan dunia. Kemarau dan elnino, maka ketahanan ekonomi dari pertanian, bisa kita andalkan,” jelas Yasin.

Bagi Gubernur Edy Rahmayadi, khususnya pertanian di Sumut memang menjadi prioritas dari visi Gubernur. Sebab faktor tanah yang subur menjadi potensi kuat yang sebelumnya didukung dengan perencanaan dari pemerintah. Begitu juga dengan upaya mendorong kemajuan dan digitalisasi menghadapi globalisasi serta menyejahterakan.

“Kita akan memberikan dukungan terhadap potensi yang ada agar berkembang menjadi lebih baik, khususnya pangan,” ujarnya,  setelah menemui 1.700-an warga Sumut peserta Penas XVI KTNA Petani dan Nelayan tahun 2023.

Menggunakan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) secara maksimal dan tepat guna, baik Pemerintah Provinsi (Pemprov) maupun Pemerintah kabupaten/kota (Pemkab/Pemko) merupakan faktor penting. Karena itu pula program lumbung padi menjadi prioritas bagi Sumut yang memiliki luas lahan pertanian besar.

“Kepada Bupati dan Walikota, kami selalu memberikan point penting dimana menerangkan kondisi dan apa saja yang menjadi kebutuhan setiap daerah terhadap hasil bumi (pangan) dari 33 kabupaten/kota. Dan itu merupakan standar langkah untuk berbuat lebih baik ke depan

Comments

Popular posts from this blog

Direktur Aek Natio Group Raih Gelar Doktor

Gubsu Minta Atlet Sumut Raih Medali di Asian Games Korea

Prosesi Pernikahan Ira Menggambarkan Pengaruh Syamsul Arifin Masih Cukup Kuat